Thursday, August 15, 2013

My latest production: Federal Jaguar 550 Single-Speed


Specification:
- Frame Federal Jaguar 550, steel Japan made
- Stem UNO horizontal, alloy
- Handlebar flat semi-OS, alloy
- Headset cartidge bearing
- Seatpost UNO, alloy
- Saddle synthetic leather for commuting
- Pedal VP bearing, alloy
- Crank Lasco 46T Original Single-Speed, alloy
- Bottom Bracket roadbike single-speed cartridge bearing
- Front HUB Mexel 36H bearing, alloy
- Rear HUB Falcom with coaster brake 36H
- Cog 16T
- Spokes stainless steel
- Rims Folker AM33disc, double wall alloy
- Tire United Speed Roll 26x1.75, kevlar

Thursday, August 8, 2013

Commuting single-speed

Berawal dari seringnya lihat pengendara sepeda 'kelas bawah' pergi kerja dgn sepeda bututnya. Sebuah sepeda tua dan lusuh, single gear pula. Ciri-ciri mereka, rata-rata berwarna gelap dan toptube rata.

Satu-dua kali melihat masih belum menggugah untuk membangun sepeda seperti itu, tapi setelah puluhan kali... Mengingat sepeda-sepeda saya multi-speed, terbayang asiknya gowes single-speed, dimana dikondisi apapun menggunakan gear yang itu-itu saja.

Proyekpun dimulai dengan mencari frame yang tepat untuk proyek tersebut. Hunting sana-hunting sini, cuma membawa ke frame-frame yang sebenarnya sesuai tapi tidak siap untuk dipinang. Dari frame Federal Apollo (700c), Federal City Cat (26"), hingga berbagai frame Jepang dan Cina.

Hingga suatu hari teman memposting frame Federal Jaguar 550 (Bob Marley). Naksir berat itu kesan pertama yang muncul. Dan tanpa pikir panjang, langsung 'lamar' saja.

Setelah tujuh (7) sepeda saya miliki, MTB 26", MTB 29er, Seli 20", Single-Speed cyclocross (700c) offroad, dan tiga produksi Federal dan Kuwahara; Federal Street Cat, Federal Muddy Cat dan Kuwahara M4.5 Savage, dgn berbagai fungsi tanpa ada satupun yang berfungsi saling tumpang tindih. Satu hal memang dirasa masih belum punya, single-speed onroad.

Dan membawanya pulang yang terlintas adalah mendesignnya diatas 'kertas' (baca: komputer), supaya ketemu formula gear, ban, dan beberapa hal lainnya yang menyangkut sizing. Karena frame  dan fork yang saya dapat kurang bagus kondisi catnya, paling tepat melakukan repaint dan redesign decalnya.

Cat hitam metalik menjadi pilihan, supaya seperti mas-mas yang suka gowes sepeda single gearnya. Decal (baca: cutting sticker) pun saya design supaya wajah setelah jadi yang terlalu modern ter-counter dengan font vintage.

Komponenpun terpilih dengan ukuran-ukuran yang sudah ditentukan sebelumnya. Masalahnya adalah komponen-komponen tersebut tersebar diberbagai propinsi sehingga harus dilakukan pembelian online. Namun syukur segalanya lancar.

Frame yang sudah berganti warna dan design decal, komponen-komponen dan bengkel yang siap merakit, maka hari H adalah sehari sebelum Lebaran.

Pemasangan ternyata tidak semulus yang diperkirakan. Fork yang tersedia (hitam) ternyata tidak memenuhi standar dan bengkok salah satu kakinya. Untung masih menyimpan fork chrome yang sudah saya siapkan untuk pengganti. BB yang saya siapkan ternyata terlalu panjang, karena untuk tiga chainrings. Terpaksa beli BB baru untuk single chainring. Dan hub belakang torpedo (coaster brake) ternyata hanya cocok untuk frame dengan lebar 11cm (roadbike), sementara MTB 13cm. Untung semua masalah teratasi hanya waktu yang tidak bisa ditolerir, mulur...

Sekilas konsep: Sebuah sepeda sederhana (baca: minimalis) dengan frame besi jadul dan toptube tinggi, single gear (single-speed) dan digunakan hanya untuk road. Rem torpedo (coaster brake), dan karena tidak adanya brake lever dan shifter, handlebar sebisa mungkin polos dan pendek sesuai kebutuhan lebar tangan saat gowes onroad, mengingat Jakarta jalannya padat.

Selesai sudah mewujudkan sebuah konsep menjadi nyata. Seperti ini hasilnya:




Lebaran Ride






Eight is Enough